EVALUASI PERFORMANSI OPERASI INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

view full text

Tidak dipungkiri bahwa peran Industri Kecil Menengah (IKM) sangat penting dalam membangun perekonomian di suatu daerah bahkan negara, termasuk di Kota Semarang. Pada saat terjadi krisis moneter terlihat bahwa ketidakstabilan yang dirasakan oleh IKM akan sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian. Daya serap tenaga kerja yang sangat besar dan dinamika pertumbuhannya yang lebih fleksibel dibandingkan industri berskala besar menyebabkan IKM menjadi primadona di daerahnya. 

Untuk itu IKM perlu untuk memperbaiki daya saing dan kinerjanya diantara perusahaan-perusahaan lain. Salah satu indikator utama dalam menilai daya saing suatu perusahaan adalah melalui ukuran produktivitas. Pengukuran produktivitas juga merupakan langkah awal yang sangat menentukan dalam proses perbaikan maupun peningkatan performansi suatu perusahaan.

Salah satu metoda yang dikembangkan dalam upaya pengukuran produktivitas perusahaan atau unit kerja tertentu adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Sejak awal diperkenalkan, pendekatan ini telah menjadi metoda yang banyak digunakan dalam mengevaluasi efisiensi (produktivitas) berbagai unit kerja pada berbagai bidang kerja perbankan, rumah sakit, sektor industri, perguruan tinggi dan lain-lain. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah : bagaimana ukuran performansi operasi industri kecil menengah (IKM) di Kota Semarang dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA), serta apa saja masukan yang dapat diberikan berdasarkan hasil pengukuran performansi operasi IKM sebagai upaya peningkatannya di masa yang akan datang. Pengukuran performansi dilakukan terhadap 2 kriteria input dan 4 kriteria output selama periode tahun 2005. Kriteria input terdiri atas : nilai investasi dan jumlah tenaga kerja. Sementara kriteria output terdiri atas : kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan pengiriman.

Dari hasil pengolahan yang dilakukan terhadap 26 sampel sebagai Decision Maker Unit (DMU), maka hanya terdapat 5 DMU yang memiliki performansi yang efisien yang ditunjukkan dengan nilai skor 1 (satu).  Sementara sebagian besar belum mampu menunjukkan performansi yang optimal. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar industri belum mampu memberikan produktivitas yang baik dengan cara memanfaatkan sumber-sumber daya input yang dimiliki guna menghasilkan output sesuai yang diharapkan. Selain itu perlu pula meningkatkan kemampuan menilai kinerja secara internal sebagai fungsi<

Bidang Penelitian : Natural Sciences
Tujuan Sosial Ekonomi : Defense
Sumber Dana :
Institusi Sumber Dana :
Peneliti : Novi Marlyana,, Nuzulia Khoiriyah,, Eli Masidah,,
Diunggah tanggal : Rabu, 2015-10-07