ABSTRAK     

Laporan Bank Indonesia per Oktober 2012 menyatakan bahwa proporsi paling besar pembiayaan bank syariah pada piutang murabahah, sementara piutang musyarakah maupun mudharabah yang merupakan produk utama bank syariah yang identik dengan pemberdayaan sektor riil porsinya masih sangat sedikit. Untuk meraih pelaku sektor riil dibutuhkan kapabilitas membangun hubungan relasional, namun realitanya adalah social capital eksternal tersebut masih lemah pada sebagian besar SDM bank syariah. Social capital itu sendiri tidak bisa dikembangkan tanpa pemahaman pengetahuan syariah dan kemampuan menjelaskan produk/jasa syariah. Ini menegaskan kembali pentingnya bank syariah meningkatkan pengelolaan SDMnya dengan berlandaskan nilai-nilai spesifik yang secara efektif dapat mengembangkan, memotivasi, dan memberdayakan knowledge, skill, dan attitude SDM dengan dukungan aspek komitmen manajemen, dukungan infrastruktur, budaya organisasi, dan content management system. Keempat aspek tersebut merupakan pilar dari knowledge management. Jadi, social capital tidak akan optimal jika tidak didukung komitmen manajemen, dukungan infrastruktur, budaya relationship dan cooperation, dan asset informasi. Oleh karena itu pengusul memandang pentingnya pengembangan bank syariah dengan meningkatkan social capital melalui pendekatan knowledge management. Pada akhirnya efektivitas pengelolaan SDM tersebut musti diuji, yakni mengkaitkannya dengan kinerja pembiayaan sektor riil (pembiayaan musyarakah dan mudharabah). Pada penelitian ini obyek yang akan diteliti adalah Bank Umum Syariah di Jawa Tengah. Pengumpulan data akan dilakukan dengan metode survei dan in-depth interview dengan responden terpilih. Analisis data tahun pertama dengan metode kuantitatif dan kualitatif, dan pada tahun kedua melakukan kajian perbaikan model yang dihasilkan tahun pertama.

 Kata kunci: social capital, knowledge management, kinerja sektor riil, bank syariah.