RINGKASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model penguatan keterlibatan kolektif pada komunitas muslim atau organisasi masyarakat berbasis Islam dan menganalisis dampak perubahannya pada tingkat kesejateraan masyarakat. Banyaknya ormas Islam di Indonesia kadangkala membuat friksi friksi kecil terjadi di masyarakat yang pada akhirnya akan membuat negara sibuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sebuah rekayasa social untuk memaksimalkan eksistensi komunitas komunitas tersebut menuju pada terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Target khusus yang ingin di capai adalah pemahaman pada aplikasi konsep keterlibatan kolektif dalam islam, dimensi dan factor pembentuk serta skala pengukuran dan dampaknya terhadap spiritual wellbeing masyarakat.

Hasil penelitian berkontribusi pada pengembangan model peningkatan kesejahteraan spiritual masyarakat dari perspektif ilmu ekonomi Islam yang berbasis pada praktek kebijakan manajemen sumber daya manusia, terutama teori keterlibatan kolektif yang selama ini berfokus pada penyatuan nilai individu dengan nilai organisasi. Seiring berkembangnya networked era yang menekankan pada pentingnya membentuk sebuah jaringan kerjasama, maka diperlukan kajian yang mendalam pada bagaimana keterlibatan dan keterikatan sebuah kelompok pada sebuah organisasi akan membawa dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya.

Metode pengumpulan data akan dilakukan dengan metode kuesioner dan wawancara mendalam. Sejumlah pimpinan tertinggi dari komunitas komunitas muslim yang besar akan terlibat dalam main study dan sekitar 30-50 dosen dilingkungan Unissula akan terlibat dalam pilot study. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan Confirmatory Factor Analysis (CFA) menggunakan software AMOS, sedangkan uji fit model akan menggunakan Strutural Equation Model (SEM). Penelitian ini memiliki Tingkat kesiapan teknologi atau TKT 1, yaitu menghasilkan sebuah model konseptual untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Islamic community collective engagement.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa spiritual leisure dan <span class="fontst