SELF CONSTRUAL PADA REMAJA ETNIS JAWA

view full text

Budaya jawa lebih menekankan harmoni dan kerukunan. Orang Jawa cenderung
mementingkan keselarasan dalam kelompok, dibandingkan kepentingan diri pribadi. Contoh yang
bisa dilihat adalah budaya gotong royong yang kental mewarnai hubungan kemasyarakatan di
lingkungan masyarakat Jawa. Orang yang masih menginternalisasi nilai itu, menurut Markus dan
Kitayama (1991) berarti memiliki Self-construal interdependence. Problemnya adalah, masihkah nilai
itu melekat pada remaja jawa saat ini, mengingat terpaan nilai-nilai budaya barat tidak dapat
terelakkan bersamaan dengan cepatnya perubahan teknologi dan globalisasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengungkap apakah remaja jawa masih memegang nilai Self-construal interdepence ataukah
sudah bergeser ke Self construal independence. Penelitian ini juga hendak membedakan internalisasi
nilai itu pada remaja Jawa laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian dari 270 subyek (137 laki-laki dan
133 perempuan, usia 17-22 tahun) menunjukkan bahwa secara self-construal interdependence
remaja Jawa masih lebih tinggi dibandingkan yang independence. Perempuan lebih tinggi selconstrual
independence-nya dibandingkan laki-laki. Yang mengejutkan, self-construal Independen
perempuan dan laki-laki tidak berbeda secara signifikan.
Kata Kunci : self construal, budaya jawa
Abstract

Nama Prosiding : Prosiding Seminar Nasional Psikologi 2013: Membangun Harmoni Melalui Kearifan Lokal
ISSN : 978-602-7525-76-4
Tahun : 2013
Peneliti : Ratna Supradewi,, Retno Setyaningsih,,
Diunggah tanggal : Senin, 2016-01-04