ADAPTASI BUDAYA BERMUKIM MASYARAKAT PESISIR DALAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN (BELAJAR DARI KASUS PERMUKIMAN BANDENGAN KENDAL)

view full text

Perumahan dan permukiman merupakan sektor yang strategis untuk membangun manusia Indonesia yang seutuhnya, karena rumah memiliki fungsi yang sangat strategis di dalam mendukung terselenggaranya pendidikan keluarga, persemaian budaya dan peningkatan kualitas generasi mendatang yang berjati diri. Penyelenggaraan perumahan dan permukiman diarahkan untuk mengusahakan dan mendorong terwujudnya kondisi dimana setiap orang atau keluarga di Indonesia mampu bertanggung jawab memenuhi kebutuhan perumahannya yang layak dan terjangkau di dalam lingkungan permukiman yang reponsif dan berkelanjutan guna mendukung terwujudnya masyarakat dan lingkungan yang produktif. Permukiman di Kawasan Bandengan adalah permukiman yang diperuntukkan bagi masyarakat nelayan yang direlokasi dari Bantaran Kali Kendal pada tahun 2003. Pengadaan permukiman tersebut mendapat bantuan dari Pemerintah Negara Kuwait. Namun di dalam pembangunan permukiman tersebut sama sekali tidak memperhatikan kelompok masyarakat pengguna khususnya Nelayan, yang secara sosial budaya berbeda dengan masyarakat lainnya. Permukiman yang dibangun tersebut berjumlah 40 buah dengan model kopel, yang luasnya 35 m2 sehingga di dalam pengembangannya menjadi tidak terkendali, hampir seluruh keluarga yang menempati permukiman tersebut melakukan pengembangan, sesuai dengan kebutuhannya. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kekumuhan pada permukiman tersebut. Selain kondisi yang kumuh maka penyediaan fasilitas sanitasi lingkungan juga tidak mendapat perhatian sehingga hampir seluruh warga menggunakan Kali Kendal sebagai sarana MCK. Hal ini didasarkan teori-teori yang menitikberatkan pada hasil pekerjaan para perencana dan perancang, dan mengabaikan karakter lingkungan yang unik yang didesain oleh rakyat biasa (tradisi populer masyarakat) yang dibangun melalui pemahaman perilaku dan lingkungan budaya lokal (Rapoport, 1984). [1]

Berdasarkan kondisi tersebut, maka kedepan di dalam pembangunan perumahan dan permukiman perlu memperhatikan kebutuhan dan karakateristik bagi masyarakat pengguna khususnya masyarakat yang mempunyai kondisi sosial budaya berbeda (masyarakat nelayan), serta lingkungan fisiknya.

 

Kata kunci:  Adaptasi, Budaya Bermukim, Masyarakat Pesisir

 

 

Nama Prosiding : Prosiding Arsitek Sastra-Matra
ISSN : 978.979.704.753.5
Tahun : 2009
Peneliti : Mila Karmilah,, Fathie Kumalasari
Diunggah tanggal : Selasa, 2016-04-26