Tulisan ini bertujuan memaparkan hasil penelitian kualitatif mengenai tingkat harapan orang tua pada prestasi akademis kaitannya dengan perkembangan social emosi anak cerdas istimewa. Subjek dalam penelitian ini adalah 15 anak dan 13 yang teridentifikasi cerdas istimewa dengan rincian 9 di Yogyakarta dan 4 di Semarang. Penegakan kriteria didasarkan pada nominasi guru dan pengukuran kecerdasan yang menggunakan tes WISC-R. Pengumpulan data dilakukan menggunakan observasi, wawancara, ceklis perilaku anak, dan studi terhadap dokumen yang menunjang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan tingkat harapan pada prestasi akademis yang tinggi dari orang tua sepserti menginginkan anaknya menjadi sosok sempurna dengan memberikan serangkaian program yang padat dalam rangka meningkatkan prestasi akademis dan kurang memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kemampuan social dan emosinya maka anak cenderung mengalami hambatan perilaku berupa internalizing problems. Masalah yang muncul berupa kecemasan, ketidakmatangan, menarik diri secara sosial, merasa rendah diri, dan mudah merasa bersalah serta lebih sering mengalami kesepian. Selain itu anak-anak memiliki kecenderungan sebagai perfeksionis yang kurang sehat.