POSISI MEDIA DALAM PERANG MELAWAN TERORISME

view full text

Pasca penyerangan terhadap gedung World Trade Centre (WTC) pada 9 November 2001 Amerika Serikat mendeklarasikan perang terhadap teroris. Istilah tersebut merujuk pada kelompok Al-Qaeda pimpinan Usamah bin Ladin yang dianggap sebagai teroris global. Sejak peristiwa 11 September yang dituduhkan terhadap Al-Qaeda, perang melawan terorisme berskala global dilancarkan dari Washington. Sebagai korban, tidak hanya para teroris, tetapi juga negara yang dituding membantu terorisme, seperti Afghanistan dan Irak. Dalam perang melawan terorisme yang dikumandangkan oleh Amerika Serikat sesungguhnya perang utama yang harus dimenangkan adalah persepsi global tentang siapa yang disebut teroris dan siapa yang berhak untuk mengadili dan menghukum mereka. Proses ini harus dimenangkan terlebih dahulu oleh Amerika Serikat sehingga bisa mengajak negara di berbagai belahan dunia manapun untuk mendukung aksi mereka. Secara massif Amerika Serikat mengkampanyekan perang melawan terorisme melalui beragam saluran komunikasi. Perang melawan terorisme menjadi jargon dari setiap kegiatan diplomasi. Materi kampanye setiap kandidat presiden di Amerika Serikat selalu menekankan perang melawan terorisme. Sebagai sebuah negara yang memegang peran di berbagai belahan dunia menjadi wajar jika Amerika Serikat bisa mengontrol isu terorisme sehingga berbagai pemberitaan media massa di seluruh penjuru dunia sepakat dengan definisi teror, teroris dan tindakan apa yang harus dilakukan. Sebagai contoh ketika Amerika Serikat menyerang Afganistan untuk menghancurkan Al Qaeda efeknya tidak hanya dirasakan oleh kelompok tersebut melainkan juga penderitaan dari warga Afganistan. Dunia tidak melakukan protes keras apalagi upaya untuk menghalangi tindakan Amerika Serikat menyerang Afganistan. Kata kuncinya terletak dari kesepakatan berbagai negara dari seluruh dunia terhadap definisi perang melawan terorisme. Hal ini nampak bahwa kemampuan mengontrol arus informasi dalam melakukan propaganda melawan terorisme berhasil mereka lakukan.

Nama Prosiding : Proceding Seminar Nasional Komunikasi Militer 2012, ASPIKOM dan UPN Veteran Yogyakarta, Hal 523
ISSN :
Tahun : 2012
Peneliti : Mubarok,
Diunggah tanggal : Jumat, 2013-12-27