Tawuran atau perkelahian antarpelajar merupakan fenomena laten, yang suatu saat bisa muncul kapan, dimana dan tiba-tiba dan kita tidak bisa mengetahui hal tersebut. Ironisnya, sebagian di antara pelajar yang terlibat mengaku tak tahu-menahu ikhwal permasalahan tawuran. Adanya rasa bermusuhan yang diwariskan secara turun menurun menurun dari angkatan ke angkatan berikutnya. Menanamkan bahwa kelompok siswa sekolah lain merupakan musuh bebuyutan. Tekanan dalam kelompok sebagai bentuk solidaritas juga membawa pengaruh. Tujuan penelitian ini adalah menguji secara empirik perbedaan prasangka terhadap kelompok siswa sekolah lain dan konformitas pada kelompok teman sebaya antara siswa yang terlibat dengan yang tidak terlibat di Kota Semarang. Hasil uji hipotesis prasangka terhadap kelompok siswa sekolah lain antara siswa yang terlibat dengan yang tidak terlibat diperoleh t = 4,897 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukan adanya perbedaan yang sangat signifikan prasangka terhadap kelompok siswa sekolah lain antara siswa yang terlibat dengan yang tidak terlibat. Siswa yang terlibat tawuran memiliki prasangka terhadap kelompok siswa sekolah lain yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak terlibat tawuran. Untuk konformitas pada kelompok teman sebaya antara siswa yang terlibat dengan yang tidak terlibat diperoleh t = 1,882 dengan p = 0,0315 (p>0,05).