ANALISIS STRUKTUR KETERHUBUNGAN RUANG KAWASAN CENTRAL BUSSINESS DISTRIC SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG

view full text

ABSTRAK Pembentukan kota-kota berawal dari komunitas-komunitas desa yang mandiri. Semua kebutuhan masyarakat desa terpenuhi melalui usaha produksi pertanian yang dilakukan di kawasan desa itu sendiri. Kota adalah suatu tempat permanen dari suatu kehidupan dan merupakan hasil dari revolusi daerah pertanian. Pertumbuhan kota bukan hanya disebabkan oleh perkembangan daerah pusat saja, melainkan juga didorong oleh keterbukaannya terhadap adanya transportasi. Kawasan Simpang Lima sebagai CBD perlu didukung dengan struktur hubungan yang baik dalam rangka mendorong berkembangnya ekonomi mikro di kawasan ini. Dengan struktur linkage yang baik, maka akan terbentuk kebebasan penawaran dan proses jual beli intensif yang dipengaruhi oleh bentuk ruang. Keterhubungan perlu berkembang secara serasi dan harmonis baik dalam bentuk fungsi, komposisi maupun irama. Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa telah terjadi ketimpangan antar bagian sisi Simpang Lima dalam proses pertumbuhannya. Jika dibiarkan, maka konteks sustainability tidak akan tercapai dalam jangka panjang. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan kajian untuk mengetahui struktur keterhubungan (linkage) antar ruang yang ada di kawasan Simpang Lima. Melalui pemahaman awal ini diharapkan dapat diketahui faktor-faktor pembentuk linkage ruang, hubungan antar aktivitas dengan ruang serta simpulan terhadap karakter linkage structural di kawasan Simpang Lima. Hasil analisis menunjukan bahwa Kawasan Simpang Lima telah tumbuh sebagai Central Bussiness District bagi Kota Semarang, dan memberikan dampak positif terhadap berkembangnya interaksi sosial-ekonomi. Ruang fungsional Kawasan Simpang Lima yang terdiri atas massa bangunan dan ruang terbuka telah memenuhi kriteria Meaningful, Democratic dan Responsive. Karakter responsive terlihat dari adanya penataan yang tanggap terhadap kebutuhan pengguna, Democratic terlihat dari adanya kesamaan hak semua orang untuk menggunakan ruang publik dalam suasana kebebasan dan persamaan derajat serta Meaningful terlihat dari makna tertentu baik secara pribadi maupun kelompok yang dirasakan orang di ketika mengunjungi kawasan ini. Kualitas keterhubungan antar ruang (linkage) di Kawasan Simpang Lima terbentuk oleh elemen massa dan jalur sirkulasi yang berupa pola tambahan, gabungan dan tembusan. Pola ini telah memudahkan orang untuk mengenal dan memahami peran dan fungsi dari tiap elemen bangunan, serta keterhubungan tiap bangunan tersebut terhadap kawasan secara keselur

Kategori :
Nama Jurnal : Majalah Ilmiah Sultan Agung, ISSN 0833-1002, Vol. XXI, No. 783, hal. 65-79"
ISSN :
Volume :
Nomor :
Halaman : s/d
Tahun : 2010
Peneliti : Agus Rochani, MT., Mila Karmilah,,
Diunggah Tanggal : Rabu, 2013-10-23